Sabtu, 08 November 2014

Aku yang merindu..

Awan masih menangis
Daun daun masih berusaha mengeringkan tubuh nya
Angin tak mau kalah. Dia berusaha menerjang tubuh ini hingga menusuk tulang. Sepertinya aku butuh sebuah pelukan.

Gerimis masih bersahutan
Sementara aku..
Berpeluk lutut termenung disudut kamar

Ah, aku menangkap bayangan mu.
Seketika aku merindu
Rindu ini masih mengganggu
Rasa ini tak mampu diungkapkan
Ah sungguh aku tak sanggup.
Bibir ini seakan membeku
Diam dan membisu

Sudahlah.
Aku tak pantas menyimpan rindu
Rindu mu bukan untuk ku.
Lebih baik kusimpan saja sampai kau tau
Walau hati semakin membeku
Dan rasa ini semakin tabu

Pantaskah aku menyapa bayangmu?
Meski dirimu bukan untukku?
Pantas kah aku merindu pada mu?
Meski aku hanyalah sebuah debu

Cinta yang tak berbalas.
Sungguh, ini lebih dari sekedar patah hati

Pandangan ku tak pernah jauh dari mu
Entahlah, ekor mataku selalu menangkap wajahmu
Atau senyummu yang buat ku rapuh

Bisakah aku menyimpan senyummu hanya untuk sekedar merindu?
Percayalah, aku sangat rapuh
Tak bisa kah aku menjadi dirinya, yang selalu kau tunggu dan slalu kau rindu?

Aku hanya seorang perindu yang tak pernah mendapat rindu karna dirimu sudah merindu.

 Tak bisakah aku menjadi dirinya hanya tuk sebentar saja?
Agar aku bisa menatap wajahmu seperti dirinya menatap indah senyummu?
Aku tak minta lebih
Aku hanya ingin sekedar mendapatkan senyuman itu


Aku hanya ingin dirindu...
Dirindu oleh dirimu seorang.
Apa daya, aku bukan dia yang selalu kau puja
Aku jauh berbeda dengan nya

Aku bukan dia.
Bukan seperti dia yang selalu menjadi perhatianmu


Memang, dia bukan aku.
Aku hanya seorang debu yang merindu pada sebuah batu
Hilang di bawa angin, sementara dia tetap disampingmu


Angin, bisakkah kau bawa rinduku?
Aku terlanjur merindu
Semua ini terlalu sendu..
Tak bisakah aku mencinta?
Tak bisakah aku memandang dia?
Tak bisakah kudapatkan senyumnya?
Tak bisakah kuraih genggamannya?



Tak bisakah kumiliki dia?



Apa semua tidak mungkin?



Mungkin saja semua hanya angan.
Tapi percayalah. Aku selalu menunggu, walau aku hanya debu yang mencinta pada sebuah batu. Aku hanya perempuan biasa. Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang aku punya. Meski aku tak seindah permata, tapi yakinlah aku punya segudang cinta.


Mungkin aku terlalu bodoh menyimpan rasa ini
Merindu pada dia yang tak merindu.

Angin?
Apakah kau bawa rinduku?

Mungkin angin lupa.
Atau mungkin dia menghiraukan bisikan itu?

Ah. Rinduku tak berbalas



Untukmu yang ku rindu.

Aku bukan dia yang selalu kau cinta
Tapi dia bukan aku yang selalu menyimpan rasa
Meski sakit sesak di dada, tapi rasa ini selalu ada
Maafkan aku yang selalu merindu
Seharusnya aku tak pantas merindu pada mu
Karna aku tak mungkin bersanding dengan dirimu.



Salam, dari aku yang selalu merindu.

Jumat, 22 Agustus 2014

Sepi, sungguh sangat sepi..

Setiap aku memikirkan diriku aku slalu memangis
Entah apa yang terlintas di benakku, apapun itu. Setiap kali aku memikirkan tentang diriku sendiri aku selalu menangis dengan sendirinya.

Ntahlah
Aku merasa, jauh dalam diriku..
Aku adalah pribadi yang sungguh sangat kesepian
Aku tak pernah merasa senang sekali, atau bahagia sekali. Kalau hanya sekedar senang dan bahagia, aku pernah. Tapi untuk 'benar-benar' bahagia.. Aku tak mengenal itu


Aku selalu dekat dengan keramaian
Aku selalu bersama-sama dengan teman-teman ku.
Aku punya keluarga. Lengkap dengan kedua orangtua yang masih utuh

Tapi entah mengapa aku selalu merasa kesepian.

Bukan berarti aku tak pernah merasa cukup atas apa yang aku punya
Bukan berarti aku tak pernah mensyukuri hidup ku selama ini

Tapi aku benar-benar kesepian

Aku selalu tertawa
Selalu, sangat kuat bahkan
Aku selalu bernyanyi
Selalu, apa pun mood ku aku selalu bernyanyi.
Aku selalu menyanyikan lagu yang selalu membuat ku sangat rapuh
Kesepian itu sangat terasa


Aku tak pernah di hargai oleh orang orang yang kuhargai.

Aku tak pernah dirangkul, tak pernah di peluk saat aku sedih, saat aku susah, saat aku sangat rapuh.
Padahal aku selalu melalukakan itu. Terhadap semua orang yang kukasihi.


Aku selalu tertawa dengan orang yang tertawa, tapi aku masih merasa kurang. Aku tak sepenuhnya tertawa


Aku selalu merasakan sepi itu ada dalam benakku
Mungkin aku selalu tertawa dan tersenyum, selalu tampak ceria
Tapi takkah kau tau? Sesungguhnya tertawa ku itu adalah pelampiasan atas sepi ku?

Aku, orang yang gampang marah. Dalam hal kecilpun aku suka marah. Siapapun itu, aku tak peduli. Kalau aku sudah marah, memang sangat marah. Tapi tidakkah kau tau, sesungguhnya dalam kemarahan itu terselip sesuatu. Aku melampiaskannya, melampiaskan kerapuhanku, kesendirianku, kesepian ini ku lampiskan. Sehingga aku selalu di anggap sebagai orang yang sangat emosian. Tapi ternyata tidak. Aku, pribadi yang lemah, sungguh sangat lemah. Hingga menuliskan ini pun aku sampai terisak.


Kalian tak pernah tau
Kalian juga taakan tau jika aku selalu memendam kesepian ini


Sungguh miris rasanya
Aku punya teman banyak, selalu tertawa, selalu akrab, tampak nya tak pernah kurang.
Tapi aku selalu merasa ada yang kurang yang belum aku dapatkan
Aku sungguh merasa sangat sepi, sangat sangat sepi..


Dan sampai sekarang aku tak tau, apa jawaban dari kesepian ku ini.